Kamu berada di: Darah Biru Arema / About
Lahirnya ide pembuatan sekuel Darah Biru Arema 2 berasal dari nama-nama besar yang juga berkecimpung dalam produksi seri pertamanya di 2014 lalu. Bekerja beriringan dengan bussines development, mereka lantas mempersiapkan segala hal berkaitan dengan program #BirukanBioskop ini.
Selain film, Darah Biru Arema juga mempersembahkan website resmi untuk mengakses informasi dari segala proses pra produksi, produksi, dan juga pasca produksi. Dalam website ini, dapat diakses foto-foto dan tulisan dari berbagai kegiatan yang digelar sepanjang persiapan DBA 2.
Tak kalah pentingnya, telah disusun pula tim publishing yang akan mendistribusikan segala informasi tentang DBA 2, melalui berbagai sarana. Bukan hanya dari media sosial saja, DBA 2 akan menggelar kunjungan juga ke beberapa titik di Malang, untuk membawa kabar baik seputar Darah Biru Arema.
Yang menarik dalam proses persiapan produksi sekuel Darah Biru Arema ini, Aremania bisa terlibat langsung dalam hal pendanaan, lewat program #WujudkanDBA2 yang juga bisa diakses di website ini. Bahkan hanya dengan 50 ribu rupiah saja, nama para Aremania akan tercantum di credit title film.
Head Project
Sepak terjangnya di dunia perfilaman kota Malang memang tak perlu diragukan lagi. Mengawali karir sebagai Ketua Kine Klub UMM periode 2009 - 2010, kemudian menggiring pria ini makin aktif bergelut di dunia film dengan menjadi Direktur Paradise Pictures, Head Officer Kelas Film Indonesia, Direktur Utama Paradise Group, Koordinator Malang Creative Fusion, hingga Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang, yang semuanya masih dijabat hingga saat ini.
Dalam hal karya, Vicky Arief Herinadharma juga tak main-main. Sejak 2007, dia sudah memberanikan diri menjadi sutradara. Debut filmnya, Skak Mat kemudian disusul dengan karya lainnya, Merdeka 7 Kali yang rilis tahun 2008. Tak hanya itu saja, di tahun yang sama dia juga memegang posisi sebagai Produser Film Produksi Bersama KINE KLUB UMM ke-6, Terbenam. Menggenapi kiprahnya di dunia film pada tahun tersebut, dia juga menjadi Penanggung Jawab Malang Film Festival.
Apa hanya berhenti di situ? Tentu saja tidak. Vicky masih gigih berdiri di atas lahan perfilman dengan menjadi Line Produser dari film Salah, Designer Produksi Film Produksi Bersama KINE KLUB UMM ke-7 Cari Wali, Produser film Kelinciku Gemuk Lagi, dan juga Buah Cerita. 2010 pun masih dengan kesibukan yang sama, tetap menjadi Designer Produksi merangkan Asisten Sutradara Film Bersama KINE KLUB UMM ke-8 Ruang Kertas, Penanggung Jawab Malang Film Festival, juga menjadi Sutradara dan Editor Iklan Menunggu Dengan Hati.
Di tahun-tahun selanjutnya, Vicky lebih banyak fokus menjadi produser ataupun supervisor dalam pembuatan beberapa judul film, setelah pada 2011 dia masih menjadi Sutradara dan Editor untuk film Sarah. Hingga pada 2014 dia sukses menelurkan film Darah Biru Arema yang menjadi hadiah ulang tahun bagi Arema dan merupakan persembahan juga untuk Aremania. Di 2017, Vicky ingin mengulang sukses Darah Biru Arema dengan menggelar program #WujudkanDBA2 ini.
Business Developer
Turut mewujudkan suksesnya Darah Biru Arema 2, ada juga nama Amar Alpabet Fuadu Zakiah, ST. Berperan sebagai Bussines Developer, sosok ini yang tentu saja menjadi penggerak semua proses demi #WujudkanDBA2 2017. Pria kelahiran Lumajang, 11 Mei 1979 ini yang pada akhirnya juga konsen pada terwujudnya website resmi Darah Biru Arema.
Pengalamannya bergelut di berbagai media online, tentunya menjadi bekal yang cukup untuk mewujudkan segala urusan online #WujudkanDBA2 ini. Amar pernah menjadi Director PT Link Apisindo Media (ISP) pada 2005 hingga 2010, dan langsung melanjutkan karirnya sebagai CEO Profile Image Studio (profileimage.studio) hingga saat ini.
Pada 2011, lulusan Teknik Mesin ITB ini menduduki posisi sebagai Inisiator dan mantan Ketua Komunitas Startup Singo Edan Malang (stasion.org). Dia juga sempat menjadi CEO untuk website Travelcar.co.id pada 2013 hingga 2015. Pada 2016, Amar menjadi Inisiator Komunitas Malang Creative Fusion (mcf.or.id), bersamaan dengan jabatannya sebagai Direktur PT Lintas Jejak Nusaraya (lintasjejak.com) hingga saat ini.
Sutradara
Nama yang satu ini sudah tak asing lagi bagi Aremania yang sudah menonton film darah Biru Arema tahun 2014. Dalam sekuelnya yang diproduksi tahun 2017, Taufana Agustiyan Prakoso kembali menduduki posisi sebagai sutradara. Mengarahkan beberapa talent yang sama, tentu saja menjadi hal yang cukup mudah baginya, mengingat kiprahnya di dunia film juga sudah mumpuni.
Mentor Eagle Institute di Yayasan Eagle Award yang juga pendiri komunitas film SILENT PROJECT STUDIO dan LIGHT PRODUCTIONS ini juga menjadi praktisi film fiksi dan dokumenter. Selain itu, Pendiri MAD Project (kelompok profesional pembuat film dokumenter) ini juga masih aktif dalam kegiatan film Independen di kota Malang, terutama yang terkait dengan produksi, apresiasi dan eksebisi film-film pendek.
Tak hanya itu saja, pria ini juga aktif dalam jaringan Film Independen Indonesisa. Dia pernah menjadi pemenang PROGRAM EAGLE AWARD COMPETITION METRO TV 2009 untuk dua penghargaan sekaligus. Salah satu film yang diproduksinya pernah mendapatkan penghargaan sebagai Film Terbaik FFI untuk kategori dokumenter. Sosok yang aktif dalam pelatihan-pelatihan film di beberapa universitas ini juga menggarap beberapa seri project dokumenter di Metro TV. .
Saat ini, Taufan masih menjabat sebagai Supevisor di Eagle Documentary Project. Dia juga termasuk penggagas sekaligus Tim Advisor Festival Film Dokumenter Aceh bekerjasama dengan pemerintah dan LSM tahun 2013. Di tahun yang sama, dia juga tergabung dalam tim media komunikasi dan Pemenangan DPP Partai NasdDem, memproduksi lebih dari 50 iklan dan VT di Jawa Timur.
Kiprahnya di dunia film baik itu lokal maupun nasional memang lebih banyak sebagai sutradara. Adapun film-film yang pernah dihasilkan Taufan pun sudah banyak, seperti DEMI (2007), SUWAR_SUWIR UNTUK ADIK (2008), LOVELY SCOOTER (2008),
MERAJUT IMPIAN DI BALIK CATWALK JALANAN (2009), PESONA TANAH DAYAK (2010), JAS MERAH KAMPUS PUTIH (2012), SUMANTO SANG PUSTAKAWAN ONTHEL (2012), KISAH DI SEHELAI BATIK (2012), RASI CIERENDEU (2012), DONOR ASI, TIMUR TER ASING, DARAH BIRU AREMA, serta beberapa film pendek lain, di mana dia lebih banyak menduduki posisi DOP (Director Of Photograpy).
Publishing Team
Sudah malang-melintang di dunia media sosial sejak 2010 hingga 2013, sebagai Social Media Activation untuk website ongisnade.co.id, tak heran jika Akbar Umara Ikhzar kemudian didaulat untuk menjadi koordinator tim publishing film Darah Biru Arema 2. Sementara itu, hingga sekarang, pria kelahiran Malang, 12 Februari 1990 ini masih aktif di Malangfoodies.
Menguatkan karirnya sebagai orang yang bergelut didunia media sosial, pria yang pernah menempuh studi di Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya ini berinisiatif mendirikan agensi sosial media yang diberi nama Tagarap Digital Creator. Tak hanya menangani sosial media dan perkembangannya, agensi ini juga handling brand activation. Tim tersebut yang kemudian ditarik untuk #WujudkanDBA2 ini.
Menjadi debutnya dalam publishing film, pria yang akrab disapa Doyok ini juga punya pengalaman di dunia sinema. Dia pernah bergabung dalam LSO Fisip Universitas Brawijaya, Societo Sineklub. Ini juga menjadi salah satu bekalnya dalam menyelami dunia pra produksi, produksi, hingga pasca produksi film Darah Biru Arema 2.
Nama | Posisi |
---|---|
Viky Arief H | Produser |
Dadang Antoni | Producer |
Taufan Agustyan | Sutradara |
Panji Mas Agam P | Manager Produksi |
Rindya Fery Indrawan | Asst. Manager |
Benny Setiawan | DOP |
Dwi Nugroho | Cameraman |
Ahmad Khusaeri | Co. Art |
Visakumala Ardhana R. | Manager Finansial |
Vegha Hendra Pratama | Co. Manager Lokasi |
Muhammad Sakroni | Manager Lokasi |
Elly Fera Kinaeny | Manager Lokasi |
Rifky Mauludin Alfien | Manager Lokasi |
Muhammad Zainur Rozikin | Manager Lokasi |
Dian Wicaksono | Transportasi |
M. Agung Try Maestro | Transportasi |
Anton Setiawan | Logistik |
Usman Dicky Fernanda | Logistik |
Mei Rismawati | Co. Talent |
Eldining Wahyu Finarsih | Co. Talent |
Rizkika Yongki Zakaria | Football Coreografer |
Teuku Septiandi Wijaya | Clapper |
Rohil Fidiawan M. | Asisten Kamera |
Nasrul Ja'far | Asisten Kamera |
Rudi Hendra Putra | Loader |
Wilhy Bara | Director of Sound |
Bagus Sabda Nurhuda | Sound |
M. Najib Hasbi | Sound |
Edo Yudhistira Permata Putra | Sound |
Noerman Rizky Alfarozi | Director of Music |
Dearryl Achmad Widana | Property |
Bayu Dwi Aprilian | Property |
Abdul Harits | Setting |
Sepantri Maulidyah | Make Up |
Dymi Cahya L. Cahyarani | Wardrobe |
Riza Imadudin Zulfikar | Asisten Editor |
Rahmat Teguh Prasetyo | Asisten Editor |
Hidayatullah Amini | Director of Editor |
Andi Ardiansyah Asdar | Still Photography |
Abdul Hadi Latuconsina | Still Photography |
Isha Maulana | Co. Behind the Scene |
Ari Kusuma Aji | BTS |
M. Anggi Laksono | BTS |
Bekti Setyowibowo | Astrada Schedule |
M. Abid Muhajirin | Script Continuity |
Mahesa Desaga | Co. Tim Penulis Skenario |
Aminudin Sumantri | Coach Talent |
Fathur Rahman | Visual Effect |
Yuwono Oktav | Publicist |
Fany Puspita | Publicist |
Alfian Ahmad | Publicist |
Saksikan di bioskop yang bekerja sama dengan kita